Kapitalisasi
dan Struktur Modal
1.
Hubungan
Antara Kapitalisasi dan Struktur Modal
Charles
W. Gerstenberg menyatakan bahwa kapitalisasi seringkali digunakan untuk
menunjukkan jumlah “securities” yang beredar (outstanding) di dalam bentuknya modal saham (capital stock) dan obligasi (long-term
bonds). Untuk maksud-maksud atau tujuan praktis, kapitalisasi sering
diartikan juga sebagai jumlah nilai accounting
keseluruhan modal yang selalu atau secara tetap digunakan dalam perusahaan,dan
modal terebut dalam bentuk modal saham, surplus dan utang jangka panjang.
Menurut
Keputusan Menteri Keuangan NOMOR : 01/KM.12/2001 yang
dimaksud dengan Kapitalisasi adalah penentuan nilai pembukuan terhadap semua
pengeluaran untuk memperoleh aset tetap hingga siap pakai, untuk meningkatkan
kapasitas/efisiensi, dan atau memperpanjang umur teknisnya dalam rangka
menambah nilai-nilai aset tersebut.
Dengan
demikian maka kapitalisasi meliputi:
1. Modal
sendiri, yang terdiri dari modal saham dan surplus dalam segala bentuknya.
2. Modal
asing, yang terdiri dari obligasi atau utang jangka panjang lain yang serupa.
Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan hutang
jangka panjang dengan modal sendiri ( Riyanto, 2001 ). Struktur modal merupakan
cermin dari kebijaksanaan perusahaan dalam menentukan jenis sekuritas yang
dikeluarkan, karena masalah struktur modal adalah erat hubungannya dengan
masalah kapitalisasi, dimana disusun dari jenis-jenis funds yang membentuk
kapitalisasi adalah struktur modalnya. Keputusan struktur modal berkaitan dengan
pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam maupun dari luar, sangat
mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal berasal
dari laba ditahan dan depresiasi. Dana yang diperoleh dari sumber eksternal
adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik perusahaan. Pemenuhan
kebutuhan dana yang berasal dari kreditur merupakan utang bagi perusahaan. Dana
yang diperoleh dari para pemilik merupakan modal sendiri.
Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara risiko dan tingkat pengembalian. Penambahan utang akan
memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus juga memperbesar tingkat
pengembalian yang diharapkan. Risiko yang makin tinggi akibat membesarnya utang
cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatkan tingkat pengembalian yang
diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut. Sruktur modal yang optimal
adalah struktur modal yang mengoptimalkan kesimbangan antara risiko dan
pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham ( Brigham dan Houston, 2001).
2.
Teori-teori
Kapitalisasi
A. Teori
Kapitalisasi Berdasarkan Pendapatan (The
Earning Theory of Capitalization)
Nilai suatu perusahaan dapat ditentukan
berdasarkan pendapatan yang didapatkan setiap tahunnya dikalikan dengan
multiplier tertentu. Sebelum menentukan multiplier tersebut harus ditentukan
dulu rate of return atau tingkat
pendapatan investasi yang dikehendaki
bagi modal yang akan ditanamkan dalam suatu perusahaan. Dengan demikian maka
kapitalisasi ditentukan oleh dua faktor, yaitu:
1) Berapa
pendapatan atau pendapatan rata-rata yang dapat dihasilkan perusahaan
2) Berapa
rate of return yang layak bagi modal
yang diinvestasikan.
B. Teori
Kapitalisasi Berdasarkan Biaya (The
Cost Theory of Capitalization)
Menurut cost theory, kapitalisasi perusahaan didasarkan
pada cost dari fixed capital yang digunakan perusahaan, biaya mendirikan
perusahaan, jumlah modal kerja yang dibutuhkan, dll. Jadi kapitalisasi
didasarkan pada cost yang telah
dikeluarkan. Makin besar cost-nya
makin besar nilai kapitalisasinya. Tetapi cara ini tidak dapat memberikan
basisyang kuat karena apabila ada fixed
assets menganggur, menjadi usang atau kurang efisien penggunaannya, maka earning akan turun dan perusahaan tidak
dapat membayar fair return dari modal
yang diinvestasikan, dan ini akan menimbulkan overcapitalization.
3. Over
dan Under
Capitalization
Perusahaan
overcapitalization apabila:
a)
Earning-nya
tidak cukup untuk mendapatkan fair return
dari jumlah modal yang diinvestasikan, atau average
rate of return jauh dibawah fair rate
of return-nya.
b)
Jumlah securities yang ada dalam peredaran lebih besar daripada nilai
riil assets.
Perusahaan undercapitalization apabila:
a)
Average
rate of return dari perusahaanjauh lebih tinggi
disbanding rate of return dari modal
yang diinvestasikan dalam perusahaan, atau average
rate of return berada jauh di atas fair
rate of return.
b)
Jumlah nilai securities yang tercantum dalam neraca jauh lebih kecil daripada
nilai riil assets.
4.
Teori-teori
Struktur Modal
a)
Agency
Theory
Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H.
Meckling pada tahun 1976 (Horne dan Wachowicz, 1998 dalam Saidi, 2004) ,yang
menyebutkan bahwa manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik
perusahaan. Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan
mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Biaya yang ditimbulkan
dari pengawasan yang dilakukan oleh manajemen disebut biaya agensi. Biaya
agensi menurut Horne dan Wachowicz dalam Saidi (2004) adalah biaya-biaya yang
berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk menyakinkan bahwa manajemen
bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan
kreditur dan pemegang saham.
b) Signaling Theory
Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2001)
adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk
bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.
Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan
saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain,
termasuk penggunaan utang yang melebihi target struktur modal yang normal.
Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan merupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang
prospek perusahaan suram. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham
baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun, karena
menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat
menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.
c) Pecking Order Theory
Pecking order theory mengasumsikan bahwa perusahan bertujuan
untuk memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham. Perusahaan berusaha
menerbitkan sekuritas pertama dari internal,
retained earning, kemudian utang berisiko rendah dan terakhir ekuitas
(Myers, 1984 dalam Perminas Pangeran, 2004). Pecking order theory memprediksi bahwa pendanaan utang eksternal
didasarkan pada defisit pendanaan internal.
Model pecking order
theory memfokuskan pada motivasi manejer korporat, bukan pada
prinsip-prinsip penilaian pasar modal. Pecking
order theory mencerminkan persoalan yang diciptakan oleh asimetrik
informasi. Dasar pemikirannya didasarkan pada penjelasan berikut ini, (Meyers,
1984 dalam Perminas Pangeran, 2004) :
- Para
manejer mengetahui lebih banyak tentang perusahaan daripada investor luar,
namun mereka enggan untuk menerbitkan saham ketika percaya saham mereka
adalah undervalued.
- Investor
memahami bahwa para manajer mengetahui lebih banyak dan mereka mencoba
menerbitkan sesuai waktu yang tepat.
- Para
manejer menginterpresentasikan keputusan untuk menerbitkan ekuitas sebagai
bad news, dan perusahaan dapat menerbitkan ekiutas hanya pada harga diskon.
- Perusahaan
yang bekerja berdasarkan filosofi pecking order theory dan membutuhkan
ekuitas eksternal kemungkinan tidak akan memanfaatkan kesempatan investasi
yang baik, karena saham tidak dapat dijual pada “fair Price”.
Menurut Myers (1996) dalam Saidi (2004) perusahaan lebih
menyukai penggunaan pendanaan dari modal internal, yakni dana yang berasal dari
aliran kas, laba ditahan dan depresiasi. Urutan penggunaan sumber dana dengan
mengacu packing order theory adalah internal fund (dana internal), debt
(utang), dan equity (modal sendiri)
(Kaaro, 2003).
d) Trade Off Theory
Konsep trade off
dalam balancing theory adalah
menyeimbangkan manfaat dan biaya dari penggunaan utang dalam struktur modal
sehingga disebut pula sebagai trade off
theory (Brigham et al, 1999 dalam Kaaro, 2003). Berdasarkan teori
Modigliani dan Miller (1996) dalam Adler Haymans Manurung (2004), semakin besar
utang yang digunakan, semakin tinggi nilai perusahaan. Model Modigliani dan
Miller mengabaikan faktor biaya kebangkrutan dan biaya keagenan. Struktur modal
yang optimal dapat ditemukan dengan menyeimbangkan antara keuntungan penggunaan
utang dengan biaya kebangkrutan dan biaya keagenan yang disebut model trade off ( Myers, 1984 dalam
Perminas Pangeran, 2004).
Perusahaan mendasarkan keputusan pendanaan pada struktur
modal yang optimal. Struktur modal optimal dibentuk dengan menyeimbangkan
manfaat dari penghematan pajak atas penggunaan utang terhadap biaya
kebangkrutan. Penggunaan utang mengakibatkan peningkatan EBIT yang mengalir ke
investor, jadi semakin besar utang perusahaan, semakin tinggi nilainya dan
harga saham perusahaan. Berdasarkan makalah Modigliani-Miller dengan pajak,
harga saham perusahaann akan dimaksimumkan jika menggunakan utang 100 persen.
Dalam kenyatannya, jarang ada perusahaan yang menggunakan utang 100 persen
karena perusahaan membatasi penggunaan utang untuk menekan biaya-biaya yang
berkaitan dengan kebangkrutan (Brigham dan Houston, 2001).
Menurut Maness (1988), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
penentuan struktur modal yang optimal, yaitu :
1)
Stabilitas
Penjualan
Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih
aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih
tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.
2)
Operating Leverage
Perusahaan yang mengurangi leverage operasinya lebih mampu untuk menaikkan penggunaan leverage keuangan ( hutang ).
3)
Corporate Taxes
Karena bunga tax-deductable, ada sebuah keuntungan jika
menggunakan hutang. Marginal tax rate perusahaan yang lebih tinggi, maka
keuntungan menggunakan hutang akan lebih tinggi, semua yang lainnya dianggap
sama.
4)
Kadar
resiko dari aktiva
Tingkat atau kadar resiko dari setiap aktiva perusahaan
tidak sama. Makin panjang jangka waktu penggunaan suatu aktiva di dalam perusahaan, makin besar derajat resikonya. Dan
perkembangan dan kemajuan teknologi serta ilmu pengetahuan yang tiada henti,
dalam artian ekonomis dapat mempercepat tidak digunakannya suatu aktiva,
meskipun dalam artian teknis masih dapat digunakan.
5)
Lenders dan rating agencies
Jika perusahaan menggunakan hutang semakin berlebih, maka
pihak lenders akan mulai meminta
tingkat bunga yang lebih tinggi dan rating
agencies akan mulai menurunkan rating pada tingkat hutang perusahaan.
6) Internal
cash flow
Tingkat internal cash
flow yang lebih tinggi dan lebih stabil dapat menjastifikasi sebuah tingkat
leverage lebih stabil.
7)
Pengendalian
Banyak perusahaan sekarang meningkatkan tingkat hutangnya
dan memulai dengan menerbitkan hutang baru hingga repurchase outstanding commonstock. Tujuan dari peningkatan hutang
tersebut adalah untuk mendapatkan return yang lebih tinggi., sedangkan
pembelian kembali saham bertujuan untuk lebih meningkatkan tingkat
pengendalian.
8)
Kondisi
ekonomi
Kondisi ekonomi seperti sekarang ini dan juga kondisi pada pasar
keuangan dapat mempengaruhi keputusan struktur modal. Ketika tingkat suku bunga
tinggi, mungkin keputusan pendanaan lebih mengarah pada short-term debt, dan akan dilakukan refinance dengan long-term
debt atau equity jika kondisi
pasar memungkinkan.
9)
Preferensi
pihak manajemen
Preferensi manajemen terhadap resiko dan gaya manajemen
mempunyai peran dalam hubungannya dengan kombinasi debt-equity perusahaan pada struktur modalnya.
10) Debt
covenant
Uang yang dipinjam dari sebuah bank dan juga penerbitan
surat hutang dan terwujud melalui serangkaian kesepakatan (debt covenant).
11)
Agency
cost
Agency cost adalah sebuah biaya yang diturunkan
guna memonitor kegiatan pihak manajemen untuk menjamin bahwa kegiatan mereka
selaras dengan persetujuan antara manajer, kreditur dan juga para shareholders.
12)
Profitabilitas
Perusahaan
dengan profitabilitas yang tinggi, dan penggunaan internal financing yang
lebih besar dapat menurunkan penggunaan hutang (rasio hutang).
Struktur
Modal yang Optimum
Apabila
suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya mengutamakan pemenuhan dengan
sumber dari dalam perusahaan akan sangat mengurangi ketergantungannya kepada
pihak luar. Biaya penggunaan dana yang berasal dari saham baru ( cost of new
common stock) adalah yang paling mahal di bandingkan dengan sumber-sumber dana
lainnya.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Struktur Modal
Struktur
modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing (jangka panjang)
dengan modal sendiri. Masalah struktur modal merupakan masalah yang penting bagi
setiap perusahaan. Karena baik buruknya struktur modalnya akan mempunyai efek
yang langsung terhadap posisi finansiil perusahaan.
Struktur
modal suatu perusahaan di pengaruhi oleh banyak faktor dimana faktor-faktor
utama ialah:
1. Tingkat
Bunga
Tingkat bunga akan mempengaruhi pemilihan jenis
modal apa yang akan di tarik, apakah perusahaan akan mengeluarkan saham atau
obligasi.
2. Stabilitas
dan “Earning”
Suatu perusahaan mempunyai Earning yang stabil akan selalu dapat memenuhi kewajiban finasilnya
sebagai akibat dari penggunaan modal asing. Sebaliknya perusahaan yang
mempunyai earning tidak stabil dan unpredictable akan menanggung resiko
tidak dapat membayar beban bunga atau tidak dapat membayar angsuran-angsuran
utangnya pada tahun-tahun atau keadaan yang buruk.
3. Susunan
dari Aktiva
Kebanyakan perusahaan dari industri di mana sebagian
besar dari modalnya tertanam dari aktiva tetap (fiksed Assets), akan
mengutamakan pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal yang permanen, yaitu dari
modal sendiri, sedangkan modal asing sufatnya sebagai pelengkap.
4. Kadar
Resiko dari Aktiva
Tingkat atau kadar resiko dari setiap aktiva di
dalam perusahaan adalah tidak sama. Makin panjang jangka waktu penggunaan suatu
aktiva di dalam perusahaan, makin besar derajat resikonya.
5. Besarnya
Jumlah Modal yang Dibutuhkan
Besarnya
jumlah modal yang dibutuhkan juga mempunyai pengaruh terhadap jenis modal yang
akan di tarik.
6. Keadaan
Pasar Modal
Keadaan pasar modal sering mengalami perubahaan
disebabkan karena adanya gelombang konjungtor. Pada umumnya apabila gelombang
meninggi (up-swing) para investor lebih tertarik untuk menanamkan modalnya
dalam saham.
7. Sifat
Manajemen
Sifat manajemen akan mempenyai pengaruh yang
langsung dalam pengambilan keputusan mengenai cara pemenuhan kebutuhan dana.
8. Besarnya
Suatu Perusahaan
Suatu perusahaan yang besar dimana sahamnya terbesar
sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang
kecil terhadap kemungkinan hilangnyaatau tergesernya control dari pihak dominan
terhadap perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya perusahaan yang kecil di mana
sahamnya hanya tersebar di linkungan kecil, penambahan jumlah saham akan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap
terhadap kemungkinan hilangnya kontrol pihak dominan terhadap perusahaan
yang bersangkutan.
Contoh Soal:
Teori Kapitalisasi Berdasarkan
Pendapatan (The Earning
Theory of Capitalization)
Suatu perusahaan
dapat menghasilkan keuntungan neto rata-rata Rp 100.000,00 per tahun dan 8%
adalah merupakan fair rate of return
untuk Janis perusahaan tersebut. Maka kapitalisasi berdasar earnings adalah sebesar Rp 1.250.000,00
yaitu:
100.000
8
PT. ABC telah
berdiri selama beberapa tahun dan sukses. Pemilik perusahaan ingin menjual
perusahaan kepada perusahaan XYZ dengan harga 1.000.000,00.
Dalam hal ini
XYZ mengadakan penyelidikan tentang keadaan financial perusahaan tersebut dan
diketahui bahwa earningsnya rata2-rata selama 5 tahun adalah Rp 100.000,00 per
tahun. Apabila XYZ menyetujui harga Rp 1.000.000,00 berarti bahwa rate of
return sebesar 10% dianggap wajar. Tetapi XYZ menganggap hal itu masih terlalu
rendah karena XYZ harus masih menanggung
resiko kemingkinann adanya saingan baru yang akan membuka perusahaan didekatnya. Dan hal ini dapat mengurangi
earningsnya. Maka XYZ menawar dan dicapai kesepakatan harga Rp 600.000,00. Ini
berarti earnings perusahaan dikapitalisir atas dasar fair rate of return
16,67%, yaitu:
100.000
600000
Pustaka
KMK NOMOR : 01/KM.12/2001 (Kapitalisasi BM/KN
DLM SAP)
Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan.
Yogyakarta: BPFE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar