Dalam etimologi
Bahasa Indonesia, komik berasal dari kata “comic” yang kurang lebih secara
semantik berarti “lucu”, “lelucon” atau kata kōmikos dari kōmos ‘revel’ bahasa
Yunani yang muncul sekitar abad ke-16. Pada awalnya komik memang ditujukan
untuk membuat gambar-gambar yang menceritakan secara semiotics (simbolis)
maupun secara hermeneutics (tafsiran) tentang hal-hal lucu. Seiring
dengan perkembangannya, komik yang tadinya khusus untuk lelucon dan cenderung
untuk segmentasi anak-anak, mulai bertransformasi menjadi bacaan segmentasi
remaja dan dewasa.
Komik merupakan sebuah karya seni yang memuat komposisi antara huruf
dan gambar. Komik sering juga disebut dengan cerita bergambar. Ciri utama komik
mempunyai sifat yang menarik perhatian mata, sehingga berbagai tokoh dan
karakter dapat menarik perhatian pembaca. Komik mempunyai fungsi menyampaikan
pesan secara singkat dengan menggunakan kata dan gambar. Pada komik hendaknya
ditulis sesingkat mungkin tetapi memiliki pesan kuat dan jelas.
Sejarah komik di Indonesia
Panel pada relief di
Candi Borobudur atau wayang beber mempunyai karakteristik sama dengan komik. Relief yang
berupa dinding batu bercerita peristiwa masa kerajaan yang hanya dapat dibaca
sesuai arah jarum jam yang disebut mapradaksina yang dalam bahasa
Sanskerta, daksina berarti timur. Setiap
pahatan relief tersebut terbagi ke dalam bentuk pembatas semacam panel yang
berisi adegan-adegan sesuai cerita yang diwakilinya dengan total 1460 panel.
Karya lain adalah
wayang beber karena dalam konsep penggambarannya berurutan antara cerita
satu dengan cerita yang lainnya secara berkesinambungan dan hanya dipisahkan
oleh lembaran-lembaran yang memiliki konsep sama dengan panel. Kedua
contoh tersebut merupakan gambaran awal mula munculnya komik di Indonesia.
Walaupun berbeda dengan komik modern saat ini karena ketiadaan teks yang
tertuang dalam balon teks dan narasi.
Tahun 1931 merupakan
awal diterbitkannya komik di Indonesia yang berjudul Si Put On karya Kho
Wan Gie. Komik tersebut bertemakan kritik sosial pada pemerintahan kolonial
Hindia-Belanda yang telah menciptakan kehidupan masyarakat terbagi dalam ras
dan golongan. Mulai tahun 1954 mulai diterbitkan banyak komik, seperti : Sri Asih
karya R.A. Kosasih bercerita tentang wanita cantik yang dapat menjelma layaknya
Superman dan Wonderwoman yang mempunyai kesaktian dan kepintaran guna membasmi
kejahatan.
Tahun 1961 terbit
komik berjudul Si Buta Dari Gua Hantu karya ganes. Komik tersebut
berkisah perjalanan seorang pendekar buta yang berkelana dengan temannya seekor
monyet yang bernama Kliwon. Kisah perjalanannya yang berkelana dari Jawa Barat
hingga menyeberang ke Pulau Bali, Flores, Kalimantan dan Sulawesi menjadikannya
dikenal di nusantara.
Tahun 1980 muncul
komikus Dwi Koendoro dengan komik Panji Koming yang pertama kali
diterbitkan di Harian Kompas dalam bentuk komik strip. Topiknya
mengangkat tema yang terjadi di masyarakat seperti korupsi, kemiskinan,
birokrasi dan pendidikan yang dikemas lucu.
Selanjutnya, pada tahun 1999-2000 merupakan awal bangkitnya komik
karena para komikus mendapat kebebasan untuk berkreasi dan ada beberapa
penerbit yang mau menerbitkan komik-komik tersebut.
Unsur-unsur Komik
1. Panel,
kotak-kotak pada komik. Berfungsi sebagai petunjuk umum untuk ruang dan waktu
yang berisi kejadian utama dari cerita yang terdapat dalam komik tersebut.
2.
Sudut pandang (view), arah mata pembaca dalam
melihat kejadian atau objek dalam komik. Antara lain :
a)
Bird eye view, pengambilan sudut pandang
gambar diarahkan pada posisi ketinggian di atas objek, sehingga dapat
menjelaskan lingkungan yang luas atau mendefinisikan situasi yang menceritakan
kekuasaan serta rekontruksi utuh kondisi sebuah lingkungan.
b)
High angle view, pengambilan sudut
pandang gambar diarahkan pada posisi mata di atas lebih tinggi dari objek.
Sudut pandang ini dapat mencitrakan konteks rahasia atau kekalahan.
c)
Low angle view, sudut pandang ini
terlihat menyajikan kondisi bawah lebih besar daripada kontruksi atas. Gambar
mengesankan keagungan, kebesaran, semangat, atau kondisi kontruksi bangunan
yang megah.
d)
Eye level, menggambar dibuat sejajar
dengan tatapan pandangan mata, agar pembaca dapat mengidentifikasi secara benar
ketinggian bentuk ideal serta komposisi asli lain pada gambar.
e)
Frog eye, dalam sudut pandang ini mata
dibawa untuk menyaksikan adegan atau objek dari sudut pandang mata terendah
untuk menunjukkan kesan estetis serta dimensi dan pembesaran dari sebuah objek.
3. Parit,
merupakan pemisah antar panel satu dengan panel yang lain, sehingga memberi
rongga pada lay out komposisi gambar yang berdampak terhadap ruang jeda
untuk menumbuhkan ruang imajinasi pembaca.
4. Kalon
kata, tempat meletakkan teks. Macam-macamnya:
•
Balon ucapan, gambar berbentuk gelembung dan
memiliki ekor meruncing mengarah pada mulut atau karakter tokoh.
•
Balon pikiran, gelembung yang berbentuk rantai
putus-putus yang saling menyambung.
•
Caption, secara umum dipakai mengisahkan atau
menjelaskan naratif yang tidak menggunakan dialog sehingga dalam caption ini
sering kali dibedakan untuk menunjukkan fungsi dan gelembung kata.
5. Visual
Effect, untuk mendramatisir sebuah gambar, diperlukan untuk menyakinkan
para pembaca tentang suara yang ingin diberikan kepada pembaca.
Divisualisasikan ke dalam bentuk tipografi yang dibuat sedemikian rupa sehingga
mencritakan ekspresi yang maksimal.
6. Ilustrasi,
seni gambar yang dipakai untuk memberi penjelasan atas suatu tujuan tertentu
secara visual.
7. Ukuran
gambar, disesuaikan dengan kebutuhan adegan. Macamnya:
•
Ekstrem long shoot, menampilkan objek
dari jarak jauh sehingga terlihat kondisi secara utuh dan luas.
•
Long shoot, menampilkan gambar secara
utuh dari atas ke bawah sehingga dengan mudah pembaca dapat mengidentifikasi
komposisi dan ukuran objek.
•
Medium shoot, menampilkan objek setengah
dari ukuran sesungguhnya.
•
Close up, merupakan ukuran gambar dengan
pembesaran yang menunjukkan detail-detail objek.
•
Ekstreme close up, dibuat dengan sudut
pandang perbesaran yang sangat besar dengan mengabaikan unsur-unsur lain tetapi
memperkuat citra gambar dengan detail yang ditampilkan.
8. Cerita,
narasi merupakan komponen yang sangat penting. Narasi sastra menjadi sebuah
media untuk menyelami pengalaman dan cerita orang lain.
9. Splash
(bentuk gemercak), macamnya:
•
Splash halaman, sebuah bentuk tampilan
ilustrasi yang mampu mendefinisikan isi komik dengan menggabungkan elemen teks
dan visual isi komik.
•
Splash panel, merupakan panel terbesar
dalam satu halaman yang menampilkan ilustrasi gambar dan teks dengan komposisi
yang lebih besar dibanding dengan yang lainnya. Tujuannya untuk menjadi inti
dari halaman tsb.
•
Splash ganda, panel komik terdiri dari
dua halaman yang digabung menjadi satu. Tujuannya untuk mendramatisir pesan
cerita.
10.
Garis gerak, merupakan efek yang ditimbulkan
dari gerakan tokoh komik. Divisualisasikan untuk mendramatisir sebuah keadaan,
ekspresi, ataupun pernyataan sikap sehingga pembaca akan lebih mengerti tentang
kondisi fisik emosional tokoh yang sedang digambarkan.
Jenis-jenis komik
Jenis-jenis komik berdasarkan bentuk, yaitu:
1.
Komik strip, merupakan sebuah komik yang terdiri
hanya beberapa panel saja. Biasanya terdapat di majalah dan surat kabar.
Jenisnya:
·
Komik strip bersambung, terdiri dari 3 atau 4
panel dengan menghadirkan cerita yang bersambung pada tiap edisinya. Karena
ceritanya yang menarik membuatnya selalu ditunggu dan dinantikan kelanjutannya.
·
Kartun strip, merupakan sajian gambar komik yang
terdiri dari 3 atau 4 panel yang merupakan cerita dengan format humor.
Berceritakan sindiran-sindiran dengan konsep peristiwa yang aktual.
2.
Buku komik, merupakan sebuah rangkaian komik
yang memiliki ikatan dengan penerbit atau majalah dan menghadirkan karya-karya
komik yang dinikmati secara utuh dan terbit secara rutin. Buku komik diciptakan
dalam beberapa volume yang terdiri dari bagian-bagian topik cerita yang disebut
dengan chapter.
3.
Komik komplikasi. Sekumpulan dari berbagai judul
komik dan beberapa komikus dengan style
yang berbeda, namun disatukan dalam satu tema. tidak jarang juga ada penerbit
yang memberi kebebasan komikus untuk menentukan tema sendiri.
4.
Komik web, merupakan salah satu media yang
memanfaatkan kemajuan teknologi. Tampilan dari komik web memanfaatkan layout dan teknologi digital yang ada. Kelebihan dari komik
web ini adalah tidak perlu disibukkan dengan proses produksi cetak karena dapat
diakses dengan murah dan relatif cepat.
Cara membuat komik
Ada tiga cara dalam menggambar komik, yaitu:
1.
Traditional,
membuat komik dengan alat dan bahan tradisional seperti pensil, nibs (pena),
tinta tahan air disebut juga tinta bak (tinta cina atau tinta india), spidol
kecil, spidol besar baik yang tahan air (waterproof) ataupun yang tidak, kertas
gambar, kertas HVS, cutter, dan hairdryer sebagai pengering.
2.
Hybrid,
gabungan antara cara tradisional dan cara digital, berapa jumlah dan persentase
digital dan tradisionalnya tidak begitu dipermasalahkan yang penting
menggabungkan kedua cara tersebut. Di mana secara tradisional memerlukan
alat-alat tradiosional seperti disebutkan di atas lalu menggabungkannya dengan
teknologi dan alat-alat digital seperti scanner, komputer serta graphic dan
page lay out softwares.
3.
Digital,
membuat comic dengan cara murni digital, tanpa menggunakan alat dan bahan
tradisional sama sekali, misalnya menggambarnya menggunakan tablet, atau
komputer tablet (PC Tablet). Hingga semua proses dilakukan murni secara
digital. Untuk membuat comic secara hybrid dan digital bagi beberapa orang
mungkin akan terbentur dana dan juga faktor sulitnya mencari orang yang punya
kemampuan multi talents seperti itu. Karenanya, akan dibahas dulu cara yang
paling mudah, yaitu membuat comic secara tradisional.
Langkah-langkah menggambar
komik
1.
Menentukan
topik dan tujuan
•
Menentukan
tema. Tema berfungsi
untuk mengarahkan dalam visualisasi gambar dan kata, berdasarkan tema maka
diperoleh isi pesan yang akan disampaikan.
•
Menentukan
tokoh dan karakter. Pengembangan
tokoh dan karakter merupakan hal penting dalam menggambar komik karena tokoh
dan karakterlah yang berperan menjadi aktor dalam cerita.
2.
Membuat
Kalimat Singkat dan Mudah Diingat
•
Komik
berfungsi mengirim pesan kepada orang yang melihatnya.
•
Pilih kata yang singkat tetapi berkesan agar
pembaca akan senantiasa ingat terhadap pesan yang ingin disampaikan.
•
Buat
kalimat yang menarik dan mudah dicerna, serta dapat dilakukan secara
proporsional agar mudah dimengerti pembaca.
3.
Menggunakan
Gambar
•
Penggunaan
gambar secara proporsi disesuaikan dengan kebutuhan cerita yang akan
disampaikan.
•
Penggunaan gambar dan kata dapat juga dilakukan
dengan memperhatikan tokoh dan karakter yang ingin dibuat.
•
Gambar
menggunakan warna-warna yang mencolok sehingga mengundang perhatian orang untuk
membaca.
4.
Menggunakan
media yang tepat
•
Penggunaan
media dalam menggambar komik dapat disesuaikan dengan media yang digunakan.
•
Jika
komik berupa kesatuan cerita yang utuh atau kumpulan cerita pendek, maka komik
dapat berupa buku.
•
Jika
komik berupa cerita pendek, maka dapat menggunakan selembar kertas saja.
•
Unsur
utama menggambar komik adalah pesan yang ingin disampaikan baru kemudian unsur
keindahan.
Pustaka
1.
Gumelar, M.S.
2011. Comic Making. Jakarta: PT
Indeks.
2.
Kemdikbud. 2016. Seni Budaya SMP/MTs Kelas VIII Semester 1
Buku Guru. Jakarta: Kemdikbud RI.
3.
Kemdikbud. 2016. Seni Budaya SMP/MTs Kelas VIII Semester 1
Buku Siswa. Jakarta: Kemdikbud RI.
4.
Tim Abdi Guru.
2017. Seni Budaya Untuk SMP/MTs Kelas
VIII. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar